Ada satu momen di mana saya merasa benar-benar jadi orang dewasa. Bukan pas lulus kuliah, bukan pas kerja pertama kali, apalagi pas bayar pajak tapi pas saya sadar bahwa saldo rekening saya habis hanya dalam waktu tiga hari setelah gajian. Ya, gue udah beli baju baru, skincare mahal, dan tentu saja, makan siang enak setiap hari. Semua itu tanpa perhitungan matang. Dalam hati, saya cuma bisa bilang, “Yaelah, ini kan masih awal bulan!” Eh, ternyata akhir bulan datang lebih cepat dari yang saya kira.
Usia 20-an adalah fase di mana kita mulai belajar menjadi dewasa secara finansial. Sayangnya, banyak dari kita termasuk saya yang malah bikin dompet nangis karena keputusan buruk. Nah, biar kamu nggak kayak saya, berikut ini beberapa kesalahan finansial umum yang sering dilakukan anak muda di usia 20-an, plus cara menghindarinya. Yuk, simak!
1. Gaya Hidup Konsumtif
Kalau kamu sering lihat iklan di media sosial atau scrolling marketplace sampai jam 2 pagi, kamu pasti tahu betapa mudahnya klik tombol “Beli Sekarang.” Apalagi kalau lagi ada diskon besar-besaran. Rasanya, semua barang yang tadinya nggak penting tiba-tiba jadi prioritas hidup. Padahal, kalau dipikir-pikir, apa sih manfaatnya beli baju ketujuh yang mirip-mirip sama enam baju lainnya?
Solusi : Buat aturan sederhana: Jangan beli sesuatu kalau belum ada di wishlist selama minimal dua minggu. Selain itu, coba pakai metode 50-30-20: 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan atau investasi. Simple banget, kan?
2. Tidak Punya Dana Darurat
Bayangkan ini: Kamu lagi asyik-asyiknya hidup tenang, eh tiba-tiba laptopmu rusak. Atau, motor kesayanganmu mogok di tengah jalan. Tanpa dana darurat, kamu bakal panik dan mungkin harus berutang. Nggak ada yang lebih bikin stress daripada tagihan mendadak tanpa persiapan.
Solusi : Mulailah menyisihkan uang untuk dana darurat meskipun jumlahnya kecil. Idealnya, kamu harus punya dana darurat sebesar 3-6 kali pengeluaran bulanan. Tapi, kalau baru mulai, nggak apa-apa kok nabung Rp50.000 tiap minggu. Lama-lama, itu akan jadi bantal empuk saat situasi genting datang.
3. Salah Pilih Investasi
Di era digital ini, informasi soal investasi ada di mana-mana. Saham, reksa dana, cryptocurrency semua terdengar menggiurkan. Tapi, kalau kamu ikut-ikutan teman beli saham tanpa riset, hasilnya bisa jadi bencana. Percayalah, saya pernah rugi gara-gara nekat nyemplung ke dunia crypto cuma karena lihat grafik naik terus.
Solusi : Pelajari dulu instrumen investasi yang ingin kamu pilih. Mulailah dari yang paling aman, misalnya deposito atau reksa dana pasar uang. Baru deh, kalau sudah paham, eksplor yang lain. Ingat, investasi itu marathon, bukan sprint.
4. Terlalu Banyak Utang Kartu Kredit
Kartu kredit itu ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, dia bisa bikin hidup lebih praktis. Di sisi lain, kalau nggak digunakan dengan bijak, dia bisa bikin kamu terjebak dalam lingkaran utang. Bayar minimum tiap bulan? Itu cuma bikin bunga semakin membengkak.
Solusi : Gunakan kartu kredit hanya untuk hal-hal yang benar-benar penting, dan pastikan kamu bisa melunasinya tepat waktu. Jangan sampai cicilan kartu kredit jadi bagian tetap dari anggaran bulananmu.
Penutup: Jangan Takut Salah, Tapi Jangan Ulangi Kesalahan yang Sama
Ingatlah bahwa masa muda adalah masa belajar. Nggak masalah kalau kamu pernah melakukan kesalahan finansial. Yang penting, jangan ulangi kesalahan yang sama berkali-kali. Jadikan pengalaman buruk sebagai guru terbaikmu. Dan ingat, hidup itu bukan soal seberapa banyak barang yang kamu punya, tapi seberapa damai hatimu saat melihat saldo rekeningmu.
Jadi, mulai sekarang, yuk lebih bijak dalam mengatur keuangan! Siapa tahu, di usia 30-an nanti, kamu bisa tersenyum lega sambil bilang, “Dulu aku pernah bodoh, tapi sekarang aku udah pintar!”
Semoga artikel ini bisa jadi panduan ringan buat kamu yang lagi belajar mengatur keuangan. Keep calm and save money, ya!